Bhabinkamtibmas Desa Benus Sukses Selesaikan Perkelahian di Desa Bakitolas dan Benus Melalui Restorative Justice.

Tribratanewsttu.com - Bhabinkamtibmas desa Benus berhasil memediasi perselisihan antara sekelompok remaja dari Desa Bakitolas dan Desa Benus, Kecamatan Naibenu, Kabupaten TTU, Selasa ( 28/1/2025 ) melalui pendekatan restorative justice. Insiden perkelahian yang dipicu oleh kesalahpahaman ini mengakibatkan dua remaja, Fernandito Koa dan Geovani Nono, menjadi korban pemukulan. Bahkan, beberapa pelaku dari Desa Bakitolas mengancam menggunakan senjata tajam.
Menanggapi laporan tersebut, Bhabinkamtibmas Desa Benus segera mengambil tindakan dengan membuka ruang mediasi antara kedua belah pihak yang bertikai. Dalam proses mediasi, Bhabinkamtibmas menggali lebih dalam mengenai akar permasalahan dan memberikan solusi untuk kedua belah pihak.
"Kami mengkaji kembali motif dan penyebab terjadinya insiden ini, serta memberikan imbauan dan solusi atas perkara ini," ujar Bhabinkamtibmas Desa Benus Bripka Rimson Panjaitan.
Pihak pelaku mengakui kesalahan mereka dan menyampaikan permintaan maaf kepada para korban. Permintaan maaf tersebut diterima dengan baik oleh pihak korban yang bersedia berdamai secara kekeluargaan. Kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan masalah ini melalui pendekatan restorative justice dan membuat pernyataan damai yang ditandatangani bersama.
Bhabinkamtibmas juga menyampaikan pesan kepada masyarakat agar tidak ada lagi kejadian serupa di masa depan. Ia menekankan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat agar tetap kondusif.
Langkah mediasi yang dilakukan oleh Bhabinkamtibmas ini diharapkan dapat mempererat hubungan antar warga desa dan mencegah terjadinya konflik serupa di kemudian hari.
Sebagai garda terdepan, Bhabinkamtibmas bertugas mengatasi berbagai kasus tindak pidana ringan, seperti penganiayaan ringan, pencurian, dan penghinaan. Dalam konteks ini, mereka tidak hanya bertindak sebagai penegak hukum tetapi juga sebagai mediator yang membantu pihak-pihak yang terlibat mencapai kesepakatan damai. Pendekatan ini berupaya untuk melibatkan semua pihak terkait—korban, pelaku, serta masyarakat—dalam proses penyelesaian yang adil.
Dalam upaya menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat, Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) memainkan peran krusial dalam penerapan konsep restorative justice di Indonesia. Melalui Peraturan Polri Nomor 8 Tahun 2021, Bhabinkamtibmas diamanatkan untuk menyelesaikan perselisihan antar warga dengan pendekatan yang lebih humanis, berfokus pada pemulihan keadaan daripada pembalasan.